Minggu, 11 September 2016

Batik Sidomukti

Busana pengantin Solo putri merupakan busana pengantin bagi sebagian besar kalangan masyarakat umum diluar lingkungan kraton.Pengantin wanita mengenakan kebaya panjang yang panjangnya dibawah lutut atau sedikit diatas lutut, sesuai selera. Pada umumnya menurut tradisi lama, kebaya tersebut dari bahanbludru warna hitam, bias juga warna merah maroon, biru, atau hijau daun sesuai selera.
Pada bagian bawah pengantin wanita mengenakan kain batik dengan motif khususnya yaitu Sidomukti atau corak lereng-lereng. Kain batik untuk pengantin anita maupun pria menggunakan motif sidomukti yang  bermakna mulia, yakni sidomukti, sidomulyo atau sidoasih yang diprada keemasan atau tanpa prada. Kain batik diwiru, yakni dilipat-lipat bagian ujung lebarnya, sebanyak tujuh atau Sembilan lipatan selebar masing-masing 2 jari.
            Busana pengantin Solo putri menggunakan sanggul bangun tulak. Pada bangunan atas sanggul disematkan ronce melati tiba dada. Perlengkapan lain yang diperlukan adalah selop warna senada dengan kebaya.
            Kain batik dengan motif Sidomukti sangatlah penting bagi awal kehidupan perempuan dan laki-laki Jawa dalam mengarungi bahtera rumah tangga bersama. Batik ini dikenakan saat upacara pernikahan. Batik ini biasanya dinamakan juga sebagai batik Sawitan (sepasang). Sido berarti terus menerus atau menjadi dan mukti berarti hidup dalam berkecukupan dan kebahagiaan. Dapat disimpulkan motif ini melambangkan harapan akan masa depan yang baik, penuh kebahagiaan untuk kedua mempelai.
Dahulu para pembatik ketika membuat batik diiringi doa dan puasa agar mereka yang memakai kain Sidomukti saat menikah hingga saat berumah tangga memperoleh mukti atau kebahagiaan yang sempurna, dilanggengkan kehidupannya dan dimudahkan rejekinya. Di dalam kain batik sidomukti ini juga terdiri dari beberapa motif, diantaranya yang terpenting dan yang utama adalah motif ukel (bentuknya seperti koma), semakin kecil ukelnya maka semakin tinggi mutu seninya. Selain itu, kain ini dihias dengan motif gurda, motif kotak-kotak yang bergambar kupu-kupu dan semacam kereta pengantin yang ditandu dengan bahu. Makna yang terkandung dari kain batik sidomukti adalah agar kedua pasangan pengantin tersebut ias mukti, yaitu kebahagiaan yang sempurna yakni kebahagiaan lahir batin serta kehidupannya di kemudian hari akan penuh dengan kemapanan.


Batik motif Sidomukti mengandung makna kemakmuran. Batik Sida Mukti meruapakan motif batik yang biasanya terbuat dari zat pewarna soga alam. Biasanya digunakan sebagai kain dalam upacara perkawinan. Unsur motif yang tekandung didalamnya adalah gurda. Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Salah satunya adalah sida mukti, yang mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Bagi orang Jawa, hidup yang didambakan selain keluhuran budi, ucapan, dan tindakan, tentu agar hidup akhirnya dapat mencapai mukti atau makmur baik di dunia maupun di akhirat. Orang hidup di dunia adalah mencari kemakmuran dan ketentraman lahir dan batin. Untuk mencapai kemakmuran dan ketentraman dibutuhkan usaha dan kerja keras, keluhuran budi, ucapan, dan tindakan. Namun untuk mencapai itu semua tentu tidaklah mudah. Setiap orang harus ias mengendalikan hawa nafsu, mengurangi kesenangan menggunjing tetangga, berbuat baik tanpa merugikan orang lain, dan sebagainya, agar dirinya merasa makmur lahir batin. Kehidupan untuk mencapai kemakmuran lahir dan batin itulah yang juga menjadi salah satu dambaan masyarakat Jawa dan tentu juga secara universal.
           
Kehidupan masyarakat Jawa banyak menggunakan simbol -simbol, termasuk pula dalam upacara daur hidup seperti mitoni. Masih banyak upacara-upacara lain yang menggunakan kain bermotif batik untuk perlengkapan upacara, seperti upacara ruwatan, upacara srah-srahan, upacara penobatan, upacara tolak bala, dan sebagainya. Motif Sido-Mukti biasanya dipakai oleh pengantin pria dan wanita pada acara perkawinan, dinamakan juga sebagai Sawitan(sepasang). Sido berarti terus menerus atau menjadi dan mukti berarti hidup dalam berkecukupan dan kebahagiaan. Jadi dapat disimpulkan motif ini melambangka harapan akan masa depan yang baik, penuh kebahagiaan unuk kedua mempelai. Di dalam kain batik sidomukti ini juga terdiri dari beberapa motif, diantaranya yang terpenting dan yang utama adalah motif ukel (bentuknya seperti huruf koma), semakin kecil ukelnya maka semakin tinggi mutu seninya. Selain itu, kain ini dihias dengan kotak-kotak yang bergambar kupu-kupu dan semacam kereta pengantin yang ditandu dengan bahu. Makna yang terkandung dari kain batik sidomukti adalah agar kedua pasangan pengantin tersebut mukti, yaitu kebahagiaan yang sempurna yakni kebahagiaan lahir batin.

 Sido Mukti Luhur
Kegunaan : Mitoni, menggendong bayi Filosofi : Sido Mukti, berarti gembira, kebahagiaan untuk mengendong bayi sehingga bayi merasakan ketenangan, kegembiraan,dll.


Sido Mukti Ukel Lembat
Kegunaan : Temanten panggih Filosofi : Orang yangmemakai akan menjadi mukti.


Makna Motif Batik Sidomukti
Sidomukti sebagai simbol pengharapan dan doa yang dituangkan dalam ornamen pengisi dan sen-isennya. Sido berasal dari kata bahasa Jawa berarti benar-benar terjadi, terkabul keinginannya. Mukti berasal dari bahasa Jawa yang berarti kebahagiaan, berkuasa, disegani, tidak kekurangan sesuatu.

Ornamen Utama Bergambar Kupu-kupu
Ornamen utama bergambar kupu-kupu sebagai simbol harapan yang indah dan tinggi. Kupu-kupu adalah binatang yang berbentuk cantik dan berwarna indah, dan dapat terbang tinggi sebagai simbol pengharapan yang terbang tinggi.
Kupu-kupu seperti halnya burung, dapat terbang tinggi mewakili dunia atas dan angin, dalam ajaran empat unsur kehidupan, angin merupakan simbol sifat adil dan berperikemanusiaan yang diwakili warna putih.

Ornamen Utama Berbentuk Sayap Kupu-kupu
Ornamen Utama Berupa Bangunan Berbentuk Tahta atau Singgasana
Ornamen singgasana menggambarkan kedudukan dan tahta yang tinggi. Singgasana sebagai simbol pengharapan akan kedudukan dan derajat yang tinggi, mulia dan dihormati banyak orang seperti halnya seorang pemimpin atau raja.
Ornamen Utama Berbentuk Meru
Meru adalah gunung, tanah juga bumi. Ornamen berbentuk gunung simbol kemegahan, keagungan seperti sebuah gunung yang besar dan terlihat gagah meskipun tampak dari kejauhan, berasal dari ajaran empat unsur kehidupan yang disebut sangkan paraning dumadi atau asal mula kehidupan, disamping api, air dan udara. Pada kebudayaan Hindu Jawa, meru untuk menggambarkan puncak gunung yang tinggi tempat bersemayam Dewa-dewi. Meru diwakili oleh warna hitam, jika tidak terkendali akan memunculkan angkara murka, bila terkendali menjadi sifat kemakmuran abadi.

Ornamen Utama Berbentuk Bunga

Bunga sebagai simbol keindahan dan kecantikan. Bentuk bunga terdapat pada hampir setiap unsur yang digunakan dalam upacara adat karena mempunyai makna yang baik.
Bunga adalah tumbuhan yang menancap di tanah atau bumi sebagai pijakan, dapat diartikan sebagai sesuatu yang indah adalah yang teguh dan kuat pondasi serta pegangan hidupnya, seperti halnya bunga tetap indah dan kuat karena akarnya menancap erat, walau diterpa angin atau kekuatan lain yang dapat memusnahkan.
Isen-isen Pada Motif Sidomukti
Isen-isen pada motif berupa titik-titik, gabungan titik dan garis, serta garis-garis berfungsi mengisi ornamen dan motif atau mengisi bidang antara motif dan ornamen. Adapun isen-isen pada Sidomukti antara lain:
a. Sawut yakni garis-garis lembut yang berjajar rapat sebagai pengisi dedaunan, ekor burung dan sebagainya.
b. Cecekan yakni titik-titik kecil rapat maupun renggang yang memenuhi bidang ornamen.
c. Ukel yakni lingkaran kecil mengeriting dan sebagainya yang menyerupai.
d. Cecek pitu yakni titik-titik yang mengumpul berjumlah tujuh buah biasanya berbentuk melingkar.
Warna pada kain Sidomukti adalah warna soga atau coklat merupakan warna batik klasik atau seperti aslinya, yang dimaksud seperti aslinya yaitu Sidomukti merupakan perkembangan motif batik Sidomulya latar putih berasal dari zaman Mataram Kartasura, diganti dengan latar ukel oleh Paku Buwono IV.
Pada awalnya warna soga sebagai pengganti warna oranye yakni perpaduan antara merah dan kuning. Sebelum terdapat pewarnaan kimia, warna pada kain batik menggunakan pewarnaan alami dari tumbuhtumbuhan yang hanya dapat menghasilkan warna merah kecoklat-coklatan yang mendekati oranye. Warna merah kecoklatan di dapat dari kulit pohon mengkudu, tingi, tegeran, jambal dan sebagainya disebut dengan soga.
Unsur warna merah dalam konsep kiblat papat lima pancer melambangkan hawa nafsu, yang dimaksud hawa nafsu bukan hanya berhubungan dengan keburukan tapi juga dapat diartikan sebagai hawa nafsu untuk melakukan perbuatan baik dengan semangat yang tinggi dan gagah berani.


Daftar Pustaka

Puspita Martha International Beauty School(2010). Pengantin Solo Putrid an Basahan. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Khogindar, Daday (2011). The Secret of Modification Make-u. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
http://batikdan.blogspot.com/2011/07/batik-sidomukti-sidoluhur-sidomukti.html


0 komentar:

Posting Komentar