Busana pengantin Solo putri
merupakan busana pengantin bagi sebagian besar kalangan masyarakat umum diluar
lingkungan kraton.Pengantin wanita mengenakan kebaya panjang yang panjangnya
dibawah lutut atau sedikit diatas lutut, sesuai selera. Pada umumnya menurut
tradisi lama, kebaya tersebut dari bahanbludru warna hitam, bias juga warna
merah maroon, biru, atau hijau daun sesuai selera.
Pada bagian bawah pengantin
wanita mengenakan kain batik dengan motif khususnya yaitu Sidomukti atau corak
lereng-lereng. Kain batik untuk pengantin anita maupun pria menggunakan motif
sidomukti yang bermakna mulia, yakni sidomukti, sidomulyo atau sidoasih yang diprada keemasan atau
tanpa prada. Kain batik diwiru, yakni dilipat-lipat bagian ujung lebarnya, sebanyak
tujuh atau Sembilan lipatan selebar masing-masing 2 jari.
Busana
pengantin Solo putri menggunakan sanggul bangun
tulak. Pada bangunan atas sanggul disematkan ronce melati tiba dada.
Perlengkapan lain yang diperlukan adalah selop warna senada dengan kebaya.
Kain
batik dengan motif Sidomukti sangatlah penting bagi awal kehidupan perempuan
dan laki-laki Jawa dalam mengarungi bahtera rumah tangga bersama. Batik ini
dikenakan saat upacara pernikahan. Batik ini biasanya dinamakan juga sebagai
batik Sawitan (sepasang). Sido berarti terus menerus atau menjadi dan mukti
berarti hidup dalam berkecukupan dan kebahagiaan. Dapat disimpulkan motif ini
melambangkan harapan akan masa depan yang baik, penuh kebahagiaan untuk kedua
mempelai.
Dahulu para pembatik ketika
membuat batik diiringi doa dan puasa agar mereka yang memakai kain Sidomukti
saat menikah hingga saat berumah tangga memperoleh mukti atau kebahagiaan yang
sempurna, dilanggengkan kehidupannya dan dimudahkan rejekinya. Di dalam kain
batik sidomukti ini juga terdiri dari beberapa motif, diantaranya yang
terpenting dan yang utama adalah motif ukel (bentuknya seperti koma), semakin
kecil ukelnya maka semakin tinggi mutu seninya. Selain itu, kain ini dihias
dengan motif gurda, motif kotak-kotak yang bergambar kupu-kupu dan semacam
kereta pengantin yang ditandu dengan bahu. Makna yang terkandung dari kain
batik sidomukti adalah agar kedua pasangan pengantin tersebut ias mukti, yaitu
kebahagiaan yang sempurna yakni kebahagiaan lahir batin serta kehidupannya di
kemudian hari akan penuh dengan kemapanan.
Batik motif Sidomukti
mengandung makna kemakmuran. Batik Sida
Mukti meruapakan motif batik yang biasanya terbuat dari zat pewarna soga
alam. Biasanya digunakan sebagai kain dalam upacara perkawinan. Unsur motif
yang tekandung didalamnya adalah gurda. Motif-motif berawalan sida (dibaca
sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata “sida”
sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan
“sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bias tercapai. Salah satunya
adalah sida mukti, yang mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan
batin. Bagi orang Jawa, hidup yang didambakan selain keluhuran budi, ucapan,
dan tindakan, tentu agar hidup akhirnya dapat mencapai mukti atau makmur baik
di dunia maupun di akhirat. Orang hidup di dunia adalah mencari kemakmuran dan
ketentraman lahir dan batin. Untuk mencapai kemakmuran dan ketentraman
dibutuhkan usaha dan kerja keras, keluhuran budi, ucapan, dan tindakan. Namun
untuk mencapai itu semua tentu tidaklah mudah. Setiap orang harus ias
mengendalikan hawa nafsu, mengurangi kesenangan menggunjing tetangga, berbuat
baik tanpa merugikan orang lain, dan sebagainya, agar dirinya merasa makmur lahir
batin. Kehidupan untuk mencapai kemakmuran lahir dan batin itulah yang juga
menjadi salah satu dambaan masyarakat Jawa dan tentu juga secara universal.
Kehidupan masyarakat Jawa banyak
menggunakan simbol -simbol, termasuk pula dalam upacara daur hidup seperti
mitoni. Masih banyak upacara-upacara lain yang menggunakan kain bermotif batik
untuk perlengkapan upacara, seperti upacara ruwatan, upacara srah-srahan,
upacara penobatan, upacara tolak bala, dan sebagainya. Motif Sido-Mukti
biasanya dipakai oleh pengantin pria dan wanita pada acara perkawinan,
dinamakan juga sebagai Sawitan(sepasang). Sido berarti terus menerus atau
menjadi dan mukti berarti hidup dalam berkecukupan dan kebahagiaan. Jadi dapat
disimpulkan motif ini melambangka harapan akan masa depan yang baik, penuh
kebahagiaan unuk kedua mempelai. Di dalam kain batik sidomukti ini juga terdiri
dari beberapa motif, diantaranya yang terpenting dan yang utama adalah motif
ukel (bentuknya seperti huruf koma), semakin kecil ukelnya maka semakin tinggi
mutu seninya. Selain itu, kain ini dihias dengan kotak-kotak yang bergambar
kupu-kupu dan semacam kereta pengantin yang ditandu dengan bahu. Makna yang
terkandung dari kain batik sidomukti adalah agar kedua pasangan pengantin
tersebut mukti, yaitu kebahagiaan yang sempurna yakni kebahagiaan lahir batin.
Sido Mukti Luhur
Kegunaan : Mitoni, menggendong bayi
Filosofi : Sido Mukti, berarti gembira, kebahagiaan untuk mengendong bayi
sehingga bayi merasakan ketenangan, kegembiraan,dll.
Sido
Mukti Ukel Lembat
Kegunaan : Temanten panggih Filosofi
: Orang yangmemakai akan menjadi mukti.
Makna Motif Batik Sidomukti
Sidomukti sebagai simbol
pengharapan dan doa yang dituangkan dalam ornamen pengisi dan sen-isennya. Sido
berasal dari kata bahasa Jawa berarti benar-benar terjadi, terkabul
keinginannya. Mukti berasal dari bahasa Jawa yang berarti kebahagiaan, berkuasa,
disegani, tidak kekurangan sesuatu.
Ornamen Utama Bergambar
Kupu-kupu
Ornamen utama bergambar
kupu-kupu sebagai simbol harapan yang indah dan tinggi. Kupu-kupu adalah
binatang yang berbentuk cantik dan berwarna indah, dan dapat terbang tinggi
sebagai simbol pengharapan yang terbang tinggi.
Kupu-kupu seperti halnya burung, dapat terbang tinggi mewakili dunia atas dan angin, dalam ajaran empat unsur kehidupan, angin merupakan simbol sifat adil dan berperikemanusiaan yang diwakili warna putih.
Kupu-kupu seperti halnya burung, dapat terbang tinggi mewakili dunia atas dan angin, dalam ajaran empat unsur kehidupan, angin merupakan simbol sifat adil dan berperikemanusiaan yang diwakili warna putih.
Ornamen Utama Berbentuk
Sayap Kupu-kupu
Ornamen Utama Berupa
Bangunan Berbentuk Tahta atau Singgasana
Ornamen singgasana menggambarkan kedudukan dan tahta yang tinggi. Singgasana sebagai simbol pengharapan akan kedudukan dan derajat yang tinggi, mulia dan dihormati banyak orang seperti halnya seorang pemimpin atau raja.
Ornamen Utama Berbentuk Meru
Meru adalah gunung, tanah juga bumi. Ornamen berbentuk gunung simbol kemegahan, keagungan seperti sebuah gunung yang besar dan terlihat gagah meskipun tampak dari kejauhan, berasal dari ajaran empat unsur kehidupan yang disebut sangkan paraning dumadi atau asal mula kehidupan, disamping api, air dan udara. Pada kebudayaan Hindu Jawa, meru untuk menggambarkan puncak gunung yang tinggi tempat bersemayam Dewa-dewi. Meru diwakili oleh warna hitam, jika tidak terkendali akan memunculkan angkara murka, bila terkendali menjadi sifat kemakmuran abadi.
Ornamen singgasana menggambarkan kedudukan dan tahta yang tinggi. Singgasana sebagai simbol pengharapan akan kedudukan dan derajat yang tinggi, mulia dan dihormati banyak orang seperti halnya seorang pemimpin atau raja.
Ornamen Utama Berbentuk Meru
Meru adalah gunung, tanah juga bumi. Ornamen berbentuk gunung simbol kemegahan, keagungan seperti sebuah gunung yang besar dan terlihat gagah meskipun tampak dari kejauhan, berasal dari ajaran empat unsur kehidupan yang disebut sangkan paraning dumadi atau asal mula kehidupan, disamping api, air dan udara. Pada kebudayaan Hindu Jawa, meru untuk menggambarkan puncak gunung yang tinggi tempat bersemayam Dewa-dewi. Meru diwakili oleh warna hitam, jika tidak terkendali akan memunculkan angkara murka, bila terkendali menjadi sifat kemakmuran abadi.
Ornamen Utama Berbentuk
Bunga
Bunga sebagai simbol
keindahan dan kecantikan. Bentuk bunga terdapat pada hampir setiap unsur yang
digunakan dalam upacara adat karena mempunyai makna yang baik.
Bunga adalah tumbuhan yang menancap di tanah atau bumi sebagai pijakan, dapat diartikan sebagai sesuatu yang indah adalah yang teguh dan kuat pondasi serta pegangan hidupnya, seperti halnya bunga tetap indah dan kuat karena akarnya menancap erat, walau diterpa angin atau kekuatan lain yang dapat memusnahkan.
Isen-isen Pada Motif Sidomukti
Isen-isen pada motif berupa titik-titik, gabungan titik dan garis, serta garis-garis berfungsi mengisi ornamen dan motif atau mengisi bidang antara motif dan ornamen. Adapun isen-isen pada Sidomukti antara lain:
a. Sawut yakni garis-garis lembut yang berjajar rapat sebagai pengisi dedaunan, ekor burung dan sebagainya.
b. Cecekan yakni titik-titik kecil rapat maupun renggang yang memenuhi bidang ornamen.
c. Ukel yakni lingkaran kecil mengeriting dan sebagainya yang menyerupai.
d. Cecek pitu yakni titik-titik yang mengumpul berjumlah tujuh buah biasanya berbentuk melingkar.
Warna pada kain Sidomukti adalah warna soga atau coklat merupakan warna batik klasik atau seperti aslinya, yang dimaksud seperti aslinya yaitu Sidomukti merupakan perkembangan motif batik Sidomulya latar putih berasal dari zaman Mataram Kartasura, diganti dengan latar ukel oleh Paku Buwono IV.
Pada awalnya warna soga sebagai pengganti warna oranye yakni perpaduan antara merah dan kuning. Sebelum terdapat pewarnaan kimia, warna pada kain batik menggunakan pewarnaan alami dari tumbuhtumbuhan yang hanya dapat menghasilkan warna merah kecoklat-coklatan yang mendekati oranye. Warna merah kecoklatan di dapat dari kulit pohon mengkudu, tingi, tegeran, jambal dan sebagainya disebut dengan soga.
Unsur warna merah dalam konsep kiblat papat lima pancer melambangkan hawa nafsu, yang dimaksud hawa nafsu bukan hanya berhubungan dengan keburukan tapi juga dapat diartikan sebagai hawa nafsu untuk melakukan perbuatan baik dengan semangat yang tinggi dan gagah berani.
Bunga adalah tumbuhan yang menancap di tanah atau bumi sebagai pijakan, dapat diartikan sebagai sesuatu yang indah adalah yang teguh dan kuat pondasi serta pegangan hidupnya, seperti halnya bunga tetap indah dan kuat karena akarnya menancap erat, walau diterpa angin atau kekuatan lain yang dapat memusnahkan.
Isen-isen Pada Motif Sidomukti
Isen-isen pada motif berupa titik-titik, gabungan titik dan garis, serta garis-garis berfungsi mengisi ornamen dan motif atau mengisi bidang antara motif dan ornamen. Adapun isen-isen pada Sidomukti antara lain:
a. Sawut yakni garis-garis lembut yang berjajar rapat sebagai pengisi dedaunan, ekor burung dan sebagainya.
b. Cecekan yakni titik-titik kecil rapat maupun renggang yang memenuhi bidang ornamen.
c. Ukel yakni lingkaran kecil mengeriting dan sebagainya yang menyerupai.
d. Cecek pitu yakni titik-titik yang mengumpul berjumlah tujuh buah biasanya berbentuk melingkar.
Warna pada kain Sidomukti adalah warna soga atau coklat merupakan warna batik klasik atau seperti aslinya, yang dimaksud seperti aslinya yaitu Sidomukti merupakan perkembangan motif batik Sidomulya latar putih berasal dari zaman Mataram Kartasura, diganti dengan latar ukel oleh Paku Buwono IV.
Pada awalnya warna soga sebagai pengganti warna oranye yakni perpaduan antara merah dan kuning. Sebelum terdapat pewarnaan kimia, warna pada kain batik menggunakan pewarnaan alami dari tumbuhtumbuhan yang hanya dapat menghasilkan warna merah kecoklat-coklatan yang mendekati oranye. Warna merah kecoklatan di dapat dari kulit pohon mengkudu, tingi, tegeran, jambal dan sebagainya disebut dengan soga.
Unsur warna merah dalam konsep kiblat papat lima pancer melambangkan hawa nafsu, yang dimaksud hawa nafsu bukan hanya berhubungan dengan keburukan tapi juga dapat diartikan sebagai hawa nafsu untuk melakukan perbuatan baik dengan semangat yang tinggi dan gagah berani.
Daftar Pustaka
Puspita
Martha International Beauty School(2010). Pengantin
Solo Putrid an Basahan. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Khogindar,
Daday (2011). The Secret of Modification
Make-u. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
http://batikdan.blogspot.com/2011/07/batik-sidomukti-sidoluhur-sidomukti.html
0 komentar:
Posting Komentar